Pelabuhan Hati

Thursday, September 30, 2004

About Friendship

Sedikit taushiyah dari seorang saudara. Semoga saja bisa bermanfaat.
Teman adalah proses bersosialisasi kita sebagai makhluq yang tidak bisa hidup sendiri, teman ialah tempat kita saling curhat, mendewasakan diri (entah itu lewat senang maupun waktu ngambek), ngutang, pertolongan dan tempat ia "mengabdikan" kemampuannya, sebuah proses kekeluargaan yang luar biasa. Pertemanan adalah proses saling ketertarikan karena kecocokan entah itu dalam idealisme, style, maupun cara pandang. namun ada juga teman yang timbul karena saling membutuhkan (walaupun beda pandangan) karena ia hanya butuh untuk didengar dan mendengar. Ia hanya ingin dirinya punya tempet ia bisa bercerita, entah itu mulai dari hal yang sepele saja,..naik bus lupa mbawa uang trus disuruh turun oleh kernet ditengah jalan, misalnya saja. ia ingin pengalamannya didengar, ia ingin mengungkapkan emosi dari pengalamannya tadi, karena memang salah satu kebutuhan kita sebagai makhluq sosial adalah saling berkomunikasi yang intinya menyalurkan emosi, perasaan yang tumbuh dari hati kita.Sendirian..bagi sebagian orang sebuah kata yang menakutkan, dan itu wajar.

Yah memang seringkali kita menyadari keberartian seseorang bagi kita, justru saat dia telah jauh meninggalkan kita.
: all my sisters and brothers
Tetaplah menjadi bintang di langit 'n thanks for being u.

posted by Nda^_^ at 4:37 PM 0 comments

"Qulhu wae tho le"

Ada sebuah cerita yang lucu dari seorang saudara. Sekedar untuk berbagi senyum.
Begini ceritanya. Pada sebuah jamaah sholat, seperti biasa imam membaca salah satu surat Al Quran setelah selesai membaca Al Fatihah. Namun kali ini entah karena suratnya terlalu panjang, atau karena grogi, atau karena belum hafal, ditengah sholat sang imam lupa dengan bacaan surat tersebut. Akhirnya dia mencoba mengulangi, berharap nantinya bisa mengingat kembali ayat yang terlupa.
Entah berapa kali imam mengulang-ulang surat tersebut, tidak diceritakan. Hanya saja ketika sang imam tengah berusaha mengingat-ingat ayat yang terlupa, tiba-tiba saja ada makmum di belakang imam yang nyeletuk " Wis tho le, ra sah dhowo-dhowo, Qulhu wae".
Tidak bisa dibayangkan reaksi para jamaah waktu itu. Saya sampai tidak bisa menahan senyum waktu mendengar cerita ini.
Tapi memang dalam kenyataan sehari-hari, peristiwa seperti itu banyak terjadi, dan kebanyakan dilakukan oleh orang tua yang hampir lanjut usianya. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya pengetahuan tentang bagaimana sholat yang benar itu.
Lalu bagaimana kita bisa memaknai sholat, sedangkan bagaimana sholat yang benar saja tidak tahu ?
sebuah teguran untuk diri sendiri
posted by Nda^_^ at 3:03 PM 0 comments

Thursday, September 02, 2004

Sepenggal Kisah Silam

Sejenak menapaktilasi perjalanan kita.
Sobat, berawal dari sebuah perjumpaan yang telah digariskanNya jauh sebelum kita saling bersua. Dari sanalah hati kita mulai terpaut. Mencoba bersama menjalani hari, menggapai cita dan harapan. Berusaha menyelami dunia baru kita, dinia kedewasaan dan tanggungjawab.
Kaki -kaki kecil kita mulai melangkah, dengan jemari berpaut, saling menguatkan. Begitu polos dan lugu. Tiada prasangka pada dunia. Dunia begitu indah, seolah tersenyum menatap keceriaan kita. Kita hanya mengenal satu warna diantara berjuta warna yang ada.
Ketika bilangan waktu semakin bertambah, banyak hal yang telah dilewati.
Kita mulai menyadari bahwa dunia tak selalu ramah. Dunia bukan hanya terdiri dari satu warna seperti yang kita ketahui selama ini. Namun kita masih bersama, mencoba bertahan menghadapi segalanya.Kebersamaan kita akhirnya dihadapkan pada sebuah persimpangan. Ada pedih yang dalam kala persimpangan itu memisahkan jalan kita. Keceriaan yang selalu menghiasi menjadi beku dan gersang. Meski jemari kita masih berpaut, namun seolah ada sekat yang tak kasat mata terbentang diantara kita. Kita bagaikan 2 himpunan yang saling asing dalam sebuah diagram venn.
Meski selalu meyakinkan diri bahwa segalanya akan baik-baik saja, namun tetap tak bisa dipungkiri memang ada yang tlah berubah dalam hari-hari kita. Seringkali dikala sedang sendiri, muncul perasaan kehilangan, seolah ada sesuatu yang hilang dari jiwa ini. Dan itu begitu menyesakkan dada. Dalam kesunyian tetes-tetes airmata kesedihan membasahi simpul-simpul ikatan persahabatan kita yang mulai terurai sedikit demi sedikit.
Ada getar-getar kerinduan kala teringat kenangan saat kita bersama, saling berbagi rasa, cerita, bahagia, duka dan airmata. Setetes air bening kembali mengalir mengiringi satu tanya yang muncul di hati " Bilakah tiba saatnya bagi kita tuk kembali merenda hari, merajut ukhuwah yang sempat terabaikan oleh ego pribadi kita masing-masing ?".
Kini, beberapa purnama terlewati sudah. Peristiwa demi peristiwa yang kita alami tlah menuntun kita menuju kedewasaan, mendidik dan mengajarkan kita bagaimana harus berpikir dan bersikap secara dewasa, serta merubah cara pandang kita terhadap berbagai hal. Kini kita menyadari bahwa perbedaan bukanlah suatu kesalahan. Perbedaan adalah sunnatullah, dan kita tak bisa memaksakan untuk mengubah ketidaksamaan itu menjadi sebuah persamaan. Kita pun tlah memahami posisi kita, biarlah kita berjalan sesuai alur kita masing-masing. Satu hal yang harus kita ingat, meski kita berbeda, namun perbedaan bukanlah sebuah alat yang dapat mengurai benang-benang ukhuwah yang telah kita jalin bersama, perbedaan bukanlah penghalang bagi kebersamaan dan persahabatan kita.
Sobat, sepenggal perjalanan kebersamaan kita, tlah memberikan berjuta hikmah dan makna. Menyadarkan akan berartinya nilai sebuah persaudaraan. Semoga ukhuwah kita tetap terjalin, walau jarak memisahkan dan perbedaan mengiringi setiap langkah kita.
"Pada hakikatnya hubungan persaudaraan itu ibarat aliran air dimana tak seorangpun yg dapat memutuskan aliran tersebut kecuali sang pemilik air tersebut yaitu ... ALLOH".
I open my wallet, and found it empty, reached in my pocket and found few coins, searched my heart and found Allah's love and our ukhuwah. Then i realised how rich i am.

Sdw,perio12,00.30
kala tengah mengumpulkan serpihan cinta yang masih tersisa
Luv u all, guys
posted by Nda^_^ at 1:55 PM 0 comments

Sejenak Bersama Din

Din, begitu aku menyebutnya. Seorang gadis kecil berusia sekitar 5 tahun, yang tiba-tiba telah berada diantara kami, saat kami tengah melepas lelah di suatu sore. Sebenarnya, dia mempunyai nama yang sangat bagus. Bahkan, sempat membuatku berucap "wooow", saat dia dengan lugas mengeja namanya. Namun, aku lebih senang memanggilnya Din. Namanya memang secantik orangnya. Meski tertutupi debu dan rambut yang kusut, namun ia tetap kelihatan manis.
Tanpa terlihat canggung, ia menyapa kami. Dan dengan keceriaan khas seorang anak kecil, ia mulai berceloteh. Ia tak pernah lelah tersenyum, menunjukkan gigi-gigi depannya yang mulai habis.
Din terlihat begitu ceria, seolah tiada beban yang dipikulnya.
" Omahku, mung soko kardus, cilik "
" Aku ora duwe ibu, ibuku minggat "
" Aku ora sekolah kok "
Kalimat-kalimat yang dilontarkan begitu polos, namun aku melihat kejujuran disana.
Din kecil dengan 2 jepit rambut ungu yang menghiasi sisi depan kiri dan kanan rambutnya yang kemerahan, dengan semangat terus bercerita.
" Din, sholat ora ?" Sebuah pertanyaan terucap. Din hanya terdiam. Begitu pula saat meluncur rangkaian kata yang mengajak untuk rajin sholat dan agar selalu berdoa memohon kepada Allah, Din tetap terdiam, menyimak setiap kata, sembari memandang dengan wajah dan sinar mata polosnya. Haru menyeruak, saat mendengar jawabnya ketika ditanya keinginannya saat ini.
"Kudung ", jawabnya lirih, masih dengan kejujurannya.
Sebuah jawaban yang tidak pernah terpikir di benak kami, dan cukup membuat kami terkejut. Subhanallah, dalam kehidupannya yang sedemikian keras, bukan materi yang diinginkannya, melainkan sebuah jilbab. Keinginan yang sederhana dan bagi sebagian orang merupakan hal yang wajar, karena itu memang kewajiban. Namun ketika keinginan itu terucap dari mulut seorang anak kecil yang sehari-hari hidup di jalanan, hal itu menimbulkan ketakjuban tersendiri bagi kami.
Kulihat Din mengalihkan pandangannya ke arah anak kecil berumur sekitar 2 tahun lebih muda darinya, yang terlihat lucu dengan jilbab biru kecilnya. Kutatap wajahnya yang menggambarkan inginnya.
Din, akankah harapmu jadi nyata ? Sanggupkah kau pertahankan inginmu dalam kerasnya duniamu ?
Din seolah tak peduli dengan seikat tanya yang tumbuh di hatiku. Ia kembali berceloteh. Melukis mimpinya di langit senja. Dan merangkai bunga-bunga cita dan harapannya. Ingin sekali kukatakan kepadanya.
Din, Allah Maha Melihat, Allah Maha Mendengar, Allah Maha Mengabulkan Doa dan akan mengabulkan doa hamba yang memohon kepada Nya. Allah Maha Menepati Janji dan janji Allah adalah kepastian. Allah tidak akan melupakan dan tidak akan menelantarkan hamba Nya. Allah adalah sebaik-baik Penolong dan sebaik-baik Pelindung.
Allah, kiranya Engkau berkenan, untuk mengabulkan pinta mereka, dan melindungi mereka, hamba Mu yang terpinggirkan dan mungkin telah terlupakan oleh sesamanya.
Din kecil dengan sejuta mimpi. Sekecil itu telah merasakan kerasnya dunia. Namun ia masih ceria dalam keluguannya. Din tak beda dengan anak-anak lain sebayanya. Ia juga punya cita yang ingin dicapai, dan harapan yang ingin diwujudkan. Din tidak seorang diri. Masih banyak Din-Din lain yang terlupakan dan mungkin tidak lagi dipedulikan. Mereka ada, nyata, namun seolah berada di lain dunia, karena terhijabi oleh sekat-sekat keduniawian.
Din, gadis kecil yang bermain dengan lembayung senja hari Tatapnya tlah membuka mata akan realitas yang ada. Senyumnya mengajarkan untuk selalu mensyukuri nikmatNya. Keceriaanya menyadarkan betapa banyak karunia yang telah dilimpahkan Allah. Harapnya menunjukkan kasih sayang Allah yang begitu besar yang diberikan-Nya kepada seluruh hambaNya tanpa membeda-bedakan.
Malam ini, aku teringat kembali sosok Din, yang melambaikan topi sambil tersenyum. Ia memanggilku kembali saat aku baru beberapa langkah meninggalkan tempat itu. Setengah berteriak ia berkata " Mbaaaak, topine keri !!!!!"


Depan Gedung Agung, Yogya, suatu sore, ba'da aksi (190903)
" Maaf Din, baru sebatas itu yang bisa kulakukan ".

posted by Nda^_^ at 1:21 PM 0 comments

Memo Dari Lain Dunia

Man robbuka ?!!!
Lantang suara usik ketenangan yang tengah tercipta.
Man robbuka ?!!!
Kian keras menghentak-hentak telinga setiap makhluk yang mendengarnya.
Man Robbuka ?!!!
Bagaikan halilintar dalam remang suasana. Begitu keras. Begitu dingin.
Menyiutkan nyali semua makhluk yang mengaku paling berani sekalipun. Menggetarkan dada insan yang tengah meringkuk dalam ketakutan. Menggigil, seraya menggapai-gapai kata-kata yang berhamburan. Kelu lidah terasa tak bisa berucap.
Sebuah kata yang dulu begitu seringnya terdengar, begitu mudahnya terucap, kenapa kini seolah tak mampu tuk dilafaz.
Dan Sang penanyapun sampai pada puncak luapan kemarahan. Terdengar lecutan ditingkahi jerit tangis kesakitan, melolong-lolong mengharap pertolongan. Begitu menyayat hati. Hingga anjing-anjing malam pun tak kuasa menahan kengeriannya.
Dalam keremangan, di ruang dan waktu yang berbeda. Terlihat sesosok raga diantara puluhan lainnya, tertunduk dalam. Tangisanpun tak lagi bisa dibendung. Deras dan kian deras, bagaikan seorang anak kecil yang ketakutan sewaktu melihat wajah marah ibunda tersayang. Sebuah ketakutan yang sangat, yang belum pernah dirasa, hingga tidak terasa kedua tangan tak mampu lagi menahannya. Ia menggigil, menggigil dalam takut dan harap. Takut akan lecutan yang kan segera menghantam raga, dan harap akan ada yang kan memberi pertolongan. Namun, darimana kan datang pertolongan, ketika Sebaik-baik Penolong kini berada dibelakang Sang Penanya ?.
Ketika lecutan itu terayun, maka tanganNyalah yang mengayun. Lalu siapakah yang bisa menahan ketika Sang Maha Berkehendak tlah mengayunkan lecutan itu ? Kepada siapa lagi diri ini kan meminta pertolongan ? Kepada siapa ?
Al....lah..., kenapa kata itu begitu sulit untuk terucap ? Rasanya dulu begitu mudah melafaznya. Hanya rintih dalam hati yang berusaha sekuat tenaga mengeja huruf demi huruf.
Apakah karena begitu banyaknya maksiat dan dosa yang telah dilakukan ?
Apakah bekal itu sedemikian kecil, hingga tak mampu memberi kekuatan tuk bisa menjawab ?
Hanya tanya yang tersisa.
Dan lecutan itu kembali terdengar. Lagi dan lagi, tak pedulikan pita suara yang tergetar begitu hebatnya menyuarakan kepedihan yang tiada tara.
Sosok itu masih dalam tertunduk, tergugu dalam tangis yang menyenandungkan ketakutan. Tumbuhkan tekad, tuk gunakan akal sebelum kaki melangkah, gunakan pikir sebelum tangan terayun, karena semua tak kan luput dari tanya.
Ketika lidah menjadi kelu, dan mulut terkatup tak bisa bersuara, hanya kebaikan yang kan bisa memberi kekuatan, dan hanya amal yang kan membantu menjawab.
Sesaat hari berganti. Sang surya mulai kembali tunaikan titahNya. Azzam itu masih kuat tertanam.
Namun ketika mentari tiba di separuh perjalanannya, untaiannya mulai terurai sedikit demi sedikit. Ketika jarum jam tlah berputar lebih dari 5 putaran, semua hampir tak bersisa.
Entah, kenapa ia begitu sulit untuk dipertahankan. Mungkin karena begitu kuatnya bisikan hingga bisa melunturkan tekad, atau karena nafsu yang tlah menguasai separuh diri hingga ia tak kuasa menahan. Atau bisa juga karena kolaborasi antara keduanya. Wallahu a'lam.
Sekuat tenaga tlah jua dikerahkan tuk kumpulkan lagi serpihan-serpihan semangat itu. Namun ia tak cukup mampu mengumpulkan, janganlah lagi merangkai dan menyatukan.
Ketika, semua hampir tak berbekas, ada setitik asa, saat tumbuh kesadaran diri tuk berusaha tiada henti, kembali tumbuhkan azzam yang perlahan terkikis fitnah zaman.
Semoga masih ada sisa kekuatan dan kesempatan, tuk wujudkan semua. Semoga...
Astaghfirullah...Laa haula walaa quwwata ila billah
Persinggahan para Syuhada, 260704
kala bersama merenda ukhuwah
posted by Nda^_^ at 1:11 PM 0 comments

Sinetron Remaja Kini, Antara Karangan dan Kenyataan


Beberapa waktu belakangan ini, sinetron yang mengangkat dunia remaja dan sekolah semakin merebak. Sebut saja ABG, Kisah kasih di sekolah, Cinta SMU dan masih banyak lagi. Setelah Ada Apa Dengan Cinta versi layar lebar berhasil mendulang sukses dan merebut perhatian pasar, rumah-rumah produksi berlomba-lomba membuat sinetron bertema remaja dan permasalahannya. Stasiun-stasiun televisipun bersaing untuk menayangkan sinetron remaja pada jam-jam utama.
Dunia remaja memang menarik untuk diceritakan. Mulai dari masalah persahabatan, cinta, pencarian jati diri, semuanya menarik untuk diangkat sebagai tema dalam sebuah sinetron. Namun sayangnya, rumah produksi dan stasiun TV terkesan hanya memanfaatkan kesempatan untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya, tanpa memperhatikan kualitas dari ide cerita. Terlihat dari sinetron-sinetron remaja yang ada saat ini. Bisa dibilang ide dan tema cerita semuanya sama, berkisah seputar persaingan antar remaja baik dalam masalah cinta maupun popularitas, konflik antar personal maupun antar kelompok (geng), saling menjatuhkan, iri dan dengki, hingga rela melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Herannya lagi, selalu saja ada adegan kekerasan yang kadang sampai di luar batas perikemanusiaan. Dari sekedar menghina, mencelakai bahkan sampai usaha pembunuhan. Tidak realistis sekali, terlalu dibuat-buat. Misalnya saja hanya karena merasa iri dan cemburu, seorang siswi berani menyiram siswi lainnya dengan air keras. Saya jadi dibuat bertanya-tanya dalam hati, apakah remaja-remaja saat ini sudah sekejam itu ?, dan apakah dalam kehidupan sehari-hari ada kejadian yang seperti itu ?. Saya rasa tidak. Sejahat-jahatnya seorang siswi, dia akan berpikir beribu kali untuk melakukan hal tersebut.
Dalam kebanyakan sinetron, sekolah digambarkan dengan siswa-siswi yang begitu glamour, dengan pakaian seragam yang minimalis, baju yang dikeluarkan, seolah-olah dalam sekolah itu tidak ada peraturan yang jelas. Ditambah lagi dengan siswa yang kurang menghormati guru, dan guru digambarkan sebagai sosok yang tidak punya "aji" dan wibawa dihadapan muridnya. Bahkan seringkali guru ditampilkan sebagai sosok tambahan yang lucu dan membuat geli. Sekolah seperti bukan lagi sebuah institusi pendidikan dan tempat mencari ilmu, namun ajang untuk saling bersaing, show power, dan bersenang-senang.
Saya masih percaya bahwa sekolah beserta perangkat-perangkatnya di Indonesia saat ini tidak seperti yang digambarkan dalam kebanyakan sinetron. Jika dalam kenyataan jarang sekali ditemukan kondisi seperti itu, lalu, ide/gagasan untuk memunculkan cerita itu datang darimana dan ditujukan untuk siapa ?. Apakah hal-hal semacam itu tepat untuk menjadi konsumsi remaja kita saat ini ? Entah apa sebenarnya pesan yang ingin disampaikan.
Yang dikhawatirkan adalah dengan adanya sinetron-sinetron yang ada saat ini, justru meberikan image buruk pada sekolah dan remaja serta mengajarkan hal-hal yang tidak baik bagi siswa-siswi sekolah dalam berperilaku dan berinteraksi dengan sesamanya. Mereka diajari untuk tidak menghargai perbedaan dan bertindak anarkhis. Dalam kondisi Indonesia saat ini, harusnya tayangan untuk remaja mengetengahkan tema-tema yang bersifat mendidik, mengajarkan untuk peduli dengan keadaan di sekitarnya dan saling menghargai. Selama ini kita menggembar-gemborkan slogan Bhinneka Tunggal ika, tapi remaja kita justru disodori tayangan yang mengajarkan saling tidak bersahabat dan saling menjatuhkan hanya karena berbeda pendapat ataupun kelompok (geng). Kita juga selalu menanamkan untuk tidak bertindak anarkhis, tapi setiap hari malah menonton kekerasan, saling mencelakai dan melukai bahkan kepada teman sendiri, hanya karena masalah kecil.. Mau jadi apa remaja kita nanti jika setiap hari mengkonsumsi hal-hal semacam itu ?
Dalam dunia bisnis dan industri, keuntungan memang tujuan utama. Tapi hendaknya production house dan stasiun TV lebih selektif lagi dalam memproduksi dan menayangkan sinetron remaja. Jangan hanya karena latah, sekedar mengikuti selera pasar dan ingin meraih keuntungan sebanyak-banyaknya, hingga sampai melupakan kualitas serta isi/pesan dari cerita sebuah sinetron. Karena moral anak bangsa menjadi taruhannya.
posted by Nda^_^ at 12:21 PM 0 comments

Assalamualaikum

Bismillah..., begitulah seharusnya segala sesuatu bermula. KarenaNya segala sesuatu ada, dan karenaNya pula segalanya kan tiada.
Seiring Bismillah yang terlafadz, pena pun terayun pelan, coba goreskan untaian kata dalam susunan aksara yang bermakna.
Dalam kedhoifan dan kealpaan diri, terangkum setitis asa. Harap yang sederhana.
Moga dalam setiap kata demi kata yang terurai, dapatlah terpetik hikmah dan manfaat, hingga adanya tiada sia-sia. Semoga ...
Teriring salam dan doa ^_^
Wassalamualaikum
posted by Nda^_^ at 10:46 AM 0 comments

Bingung

Terkadang ketika apa yang diharapkan terkabul, ada perih yang terasa. Entah... tak tahu kenapa.
Hanya saja, ingin itu hanya akan tumbuhkan ingin-ingin yang lain, yang juga merengek-rengek untuk minta dikabulkan. Keinginan yang tidak memandang rasio dan logika. Muncul begitu saja, dari nafsu yang kian sulit tuk dibendung.
Lalu ..., ketika kebahagiaan itu semi di hati, ada resah yang menyembul ke permukaan.
Resah akan ketidak ahsanan kebahagiaan yang dirasakan.
Apakah kebahagiaan itu tlah pada tempatnya ? Bukankah seharusnya kita bersedih, namun kenapa kita justru tertawa ? Apakah karena hati ini tlah kehilangan kesensitifannya ? Atau justru kita sendiri yang memang berusaha menghilangkan kepekaan itu, hingga yang seharusnya menangis, justru tertawa dan yang seharusnya bisa membawa ketenangan, justru ditangisi.
Aneh......!
Apakah si pemilik diri tidak menyadari keanehan ini ?
Sadar ! Diri ini menyadari sepenuhnya. Hanya saja, sisi hati yang menyuarakan, begitu jauhnya di lubuk sana, hingga yang terindra hanyalah semacam bisik, yang dengan mudahnya tersapu badai nafsu yang menggemuruh.
Astaghfirullah hal 'Adzim ..
" ... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; 4JJI Mangetahui, sedang kamu tidak mengetahui " (QS 2:216)
posted by Nda^_^ at 1:45 AM 0 comments

Opick - Cahaya Hati.mp3

get more free mp3 & video codes at www.musik-live.net