Pelabuhan Hati
Saturday, February 09, 2008
Dejavu
menyeruak diantara lembar bertoreh tinta hitam
Meretas batas mengurai masa
Ketika gelembung asa
terbang sebebas angin prairi
Dan memecah udara dengan letup-letup kecilnya
Saat waktu menghampiri
Kembara tlah rehat ditepi telaga
Menulis
Tak mudah untuk bicara jujur. Terlebih ketika kejujuran itu terasa begitu menyakitkan. Namun sesakit apapun sebuah kejujuran, ia tetap menghadirkan kelegaan. Karena kejujuran, bak secercah sinar yang menyibak sgala yang samar. Hingga semua menjadi terang.
Menulis adalah ungkapan kejujuran.
Ia adalah kejujuran hati yang ungkapkan segala yang tersimpan.
Ia adalah kejujuran rasa yang abadikan setiap peristiwa.
Ia adalah kejujuran asa yang lukiskan mimpi dan harapan.
Ia adalah kejujuran fikir yang suarakan keresahan. Tentang ketidakadilan yang setiap hari tertayang di layar kaca, tentang ketimpangan hidup dan kesenjangan sosial yang ada, tentang alam dan lingkungan, tentang kerasnya hidup dan bagaimana perjuangan manusia untuk menghadapinya.
Tulisan, tlah dengan jujur menyuguhkan sgala hal yang mengusik ruang rasa, ruang pikir dan ruang rindu.
Menulis bagaikan metamorfosis dari kepompong yang terselubung gelap menuju kupu-kupu yang terbang menyapa cahaya.
Ia adalah sebuah proses untuk menjadi lebih jujur dan lebih bijak.
Baik pada diri maupun pada sesama.