Pelabuhan Hati
Monday, February 26, 2007
Akhir ...
Senja yang muram di dusun tersayang.
Saat satu jiwa tlah kembali menghadap PemilikNya. Dan ruh tlah berpisah dari raga.
Tiada lagi yang tersisa, selain ratap seorang istri yang kehilangan tempatnya berlabuh, tangis si kecil yang melihat ibunya menangis, tanpa tahu apa yang terjadi, dan sebuah tanda tanya besar yang terpancar dari wajah-wajah pias nan sembab dalam kerumunan senja itu.
K E N A P A ............. ??????!!!!!!!
Orangpun hanya bisa menerka-nerka.
Apakah karena hidup yang terasa berat ???
Ya ... hidup memang berat, tapi mengakhirinya bukanlah jalan keluar dari segala kesulitan hidup.
Kematian, tidak akan membuatnya menjadi terasa ringan. Ia tidak akan menyembuhkan kepahitan yang dirasa, pun jua tidak akan mampu membebaskan diri dari himpitan beban yang seolah membuat dunia menjadi sempit. Kematian justru akan menghantarkan kita pada kepayahan yang sangat. Ujian yang sebenar-benar ujian. Ia bukanlah akhir dari segalanya, tapi ia adalah awal dari segalanya.
Ah ... Seandainya ia tahu hal ini.
Seandainya ia tidak berpikiran sempit dan mau berpikir panjang.
Seandainya ia mau sedikit bersabar.
Seandainya ia melihat bagaimana kini anak dan istrinya harus berjuang sendirian menaklukkan berbagai cobaan hidup siap menghadang.
Seandainya ...
Yah, kini semua hanya bisa menyayangkan.
Kematian ... memang begitu dekat. Tidak ada yang tahu, dengan cara apa dan dalam keadaan bagaimana, kelak kita akan menemui akhir kita.
Sungguh ... tidak ada jaminan bahwa kita akan meninggalkan dunia ini dengan akhir yang baik. Sebagaimana tidak ada jaminan pula bahwa besok, kita masih terbangun dalam keadaan iman dan Islam.
Kepada Dzat Yang Maha Membolak-Balikkan hati, mari kita bermohon.
Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari akhir yang buruk, dan karuniakanlah kami akhir yang baik.
Ya Muqallibal Quluub, Tsabbit quluubanaa 'ala diinika Wa 'ala da'watika wa 'ala Tho'atika
Aamiin.
Tragedi senja, 240207
Semoga, ini adalah yang terakhir. Aamiin. T_T
Saat satu jiwa tlah kembali menghadap PemilikNya. Dan ruh tlah berpisah dari raga.
Tiada lagi yang tersisa, selain ratap seorang istri yang kehilangan tempatnya berlabuh, tangis si kecil yang melihat ibunya menangis, tanpa tahu apa yang terjadi, dan sebuah tanda tanya besar yang terpancar dari wajah-wajah pias nan sembab dalam kerumunan senja itu.
K E N A P A ............. ??????!!!!!!!
Orangpun hanya bisa menerka-nerka.
Apakah karena hidup yang terasa berat ???
Ya ... hidup memang berat, tapi mengakhirinya bukanlah jalan keluar dari segala kesulitan hidup.
Kematian, tidak akan membuatnya menjadi terasa ringan. Ia tidak akan menyembuhkan kepahitan yang dirasa, pun jua tidak akan mampu membebaskan diri dari himpitan beban yang seolah membuat dunia menjadi sempit. Kematian justru akan menghantarkan kita pada kepayahan yang sangat. Ujian yang sebenar-benar ujian. Ia bukanlah akhir dari segalanya, tapi ia adalah awal dari segalanya.
Ah ... Seandainya ia tahu hal ini.
Seandainya ia tidak berpikiran sempit dan mau berpikir panjang.
Seandainya ia mau sedikit bersabar.
Seandainya ia melihat bagaimana kini anak dan istrinya harus berjuang sendirian menaklukkan berbagai cobaan hidup siap menghadang.
Seandainya ...
Yah, kini semua hanya bisa menyayangkan.
Kematian ... memang begitu dekat. Tidak ada yang tahu, dengan cara apa dan dalam keadaan bagaimana, kelak kita akan menemui akhir kita.
Sungguh ... tidak ada jaminan bahwa kita akan meninggalkan dunia ini dengan akhir yang baik. Sebagaimana tidak ada jaminan pula bahwa besok, kita masih terbangun dalam keadaan iman dan Islam.
Kepada Dzat Yang Maha Membolak-Balikkan hati, mari kita bermohon.
Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari akhir yang buruk, dan karuniakanlah kami akhir yang baik.
Ya Muqallibal Quluub, Tsabbit quluubanaa 'ala diinika Wa 'ala da'watika wa 'ala Tho'atika
Aamiin.
Tragedi senja, 240207
Semoga, ini adalah yang terakhir. Aamiin. T_T
Wednesday, February 14, 2007
Hening Cipta
Adakalanya, dalam hidup, kita perlu sejenak mengambil jeda
Sekedar untuk mengambil nafas, menepikan angan, mengendapkan selaksa cita yang memburu, sembari memuhasabahi masa yang telah dilalu
Sejenak ... hanya sejenak saja
Lalu ... kembalilah menata langkah, tuk hidup dan asa yang tengah menunggu dihadapan
Sekedar untuk mengambil nafas, menepikan angan, mengendapkan selaksa cita yang memburu, sembari memuhasabahi masa yang telah dilalu
Sejenak ... hanya sejenak saja
Lalu ... kembalilah menata langkah, tuk hidup dan asa yang tengah menunggu dihadapan
