Pelabuhan Hati
Tuesday, July 29, 2008
Istana Pasir (Pupus)
Seiris badai
Rasanya cukup untuk meluruhkannya
Memaksanya kembali
Menjadi hamparan pantai
Menyelami asal dan mulanya,
Pasir …
Sekilas perih
Selintas getir
Mungkin tak cukup berarti
Setelah berbukit perih berhasil didaki
Dan jeram-jeram getir lolos diarungi
Bijakkah ?
Mengundang badai menggulung ombak
Sekejap luruh berperih, getir
Biar landai pantai berpasir
Friday, July 04, 2008
Pengakuan
Maaf akumengusik indah mimpimu
Demi sebuah pengakuan dan kejujuran
(mungkin juga egoku)
Yang tak lagi mampu kusimpan
Maaf jika selarut ini
Karena malam inilah kesadaranku menemukan dirinya
Dan aku tak yakin, apakah ia dapat bertahan
hingga esok
Kejujuran kadang memang menyakitkan
Entah bagaimana kau kan menyikapinya
Kecewakah ?
Marahkah ?
Bencikah ?
Akankah selamanya kan kau tutup pintumu
dan tak lagi mengizinkanku menyapamu ?
Apapun itu, aku bisa mengerti
Namun, aku harus
Karena aku ...
sahabatmu
:fee
T_T
Tentang Tanya
Seandainya bisa, ingin ku menjawab apa adanya.
Jawaban yang ... aku sendiri tak yakin akan keabsahann dan kebenarannya.
Hanya senyum dingin muncul kala mengingat ”jawaban apa adanya” itu.
Benar-benar jawaban yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, rutukku dalam hati.
Untungnya aku masih terlalu sadar untuk menjawab dengan jawaban ngaco hasil rekaan itu. Hingga jawaban itupun akhirnya tak pernah terlahir. Paling tidak untuk saat ini .
Entah, jika tiba-tiba kesadaran menurun atau kondisi underpressure atau sudah bosan ditanya itu-itu melulu. Bisa jadi jawaban itu terlontar begitu saja dan tanpa sadar.
Semoga saja tidak sampai demikian.
Hfff ... kadang, pertanyaan basa-basipun bisa jadi begitu rumit dan menjengkelkan.