Pelabuhan Hati

Thursday, September 02, 2004

Sepenggal Kisah Silam

Sejenak menapaktilasi perjalanan kita.
Sobat, berawal dari sebuah perjumpaan yang telah digariskanNya jauh sebelum kita saling bersua. Dari sanalah hati kita mulai terpaut. Mencoba bersama menjalani hari, menggapai cita dan harapan. Berusaha menyelami dunia baru kita, dinia kedewasaan dan tanggungjawab.
Kaki -kaki kecil kita mulai melangkah, dengan jemari berpaut, saling menguatkan. Begitu polos dan lugu. Tiada prasangka pada dunia. Dunia begitu indah, seolah tersenyum menatap keceriaan kita. Kita hanya mengenal satu warna diantara berjuta warna yang ada.
Ketika bilangan waktu semakin bertambah, banyak hal yang telah dilewati.
Kita mulai menyadari bahwa dunia tak selalu ramah. Dunia bukan hanya terdiri dari satu warna seperti yang kita ketahui selama ini. Namun kita masih bersama, mencoba bertahan menghadapi segalanya.Kebersamaan kita akhirnya dihadapkan pada sebuah persimpangan. Ada pedih yang dalam kala persimpangan itu memisahkan jalan kita. Keceriaan yang selalu menghiasi menjadi beku dan gersang. Meski jemari kita masih berpaut, namun seolah ada sekat yang tak kasat mata terbentang diantara kita. Kita bagaikan 2 himpunan yang saling asing dalam sebuah diagram venn.
Meski selalu meyakinkan diri bahwa segalanya akan baik-baik saja, namun tetap tak bisa dipungkiri memang ada yang tlah berubah dalam hari-hari kita. Seringkali dikala sedang sendiri, muncul perasaan kehilangan, seolah ada sesuatu yang hilang dari jiwa ini. Dan itu begitu menyesakkan dada. Dalam kesunyian tetes-tetes airmata kesedihan membasahi simpul-simpul ikatan persahabatan kita yang mulai terurai sedikit demi sedikit.
Ada getar-getar kerinduan kala teringat kenangan saat kita bersama, saling berbagi rasa, cerita, bahagia, duka dan airmata. Setetes air bening kembali mengalir mengiringi satu tanya yang muncul di hati " Bilakah tiba saatnya bagi kita tuk kembali merenda hari, merajut ukhuwah yang sempat terabaikan oleh ego pribadi kita masing-masing ?".
Kini, beberapa purnama terlewati sudah. Peristiwa demi peristiwa yang kita alami tlah menuntun kita menuju kedewasaan, mendidik dan mengajarkan kita bagaimana harus berpikir dan bersikap secara dewasa, serta merubah cara pandang kita terhadap berbagai hal. Kini kita menyadari bahwa perbedaan bukanlah suatu kesalahan. Perbedaan adalah sunnatullah, dan kita tak bisa memaksakan untuk mengubah ketidaksamaan itu menjadi sebuah persamaan. Kita pun tlah memahami posisi kita, biarlah kita berjalan sesuai alur kita masing-masing. Satu hal yang harus kita ingat, meski kita berbeda, namun perbedaan bukanlah sebuah alat yang dapat mengurai benang-benang ukhuwah yang telah kita jalin bersama, perbedaan bukanlah penghalang bagi kebersamaan dan persahabatan kita.
Sobat, sepenggal perjalanan kebersamaan kita, tlah memberikan berjuta hikmah dan makna. Menyadarkan akan berartinya nilai sebuah persaudaraan. Semoga ukhuwah kita tetap terjalin, walau jarak memisahkan dan perbedaan mengiringi setiap langkah kita.
"Pada hakikatnya hubungan persaudaraan itu ibarat aliran air dimana tak seorangpun yg dapat memutuskan aliran tersebut kecuali sang pemilik air tersebut yaitu ... ALLOH".
I open my wallet, and found it empty, reached in my pocket and found few coins, searched my heart and found Allah's love and our ukhuwah. Then i realised how rich i am.

Sdw,perio12,00.30
kala tengah mengumpulkan serpihan cinta yang masih tersisa
Luv u all, guys
posted by Nda^_^ at 1:55 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Opick - Cahaya Hati.mp3

get more free mp3 & video codes at www.musik-live.net