Pelabuhan Hati

Thursday, September 02, 2004

Sinetron Remaja Kini, Antara Karangan dan Kenyataan


Beberapa waktu belakangan ini, sinetron yang mengangkat dunia remaja dan sekolah semakin merebak. Sebut saja ABG, Kisah kasih di sekolah, Cinta SMU dan masih banyak lagi. Setelah Ada Apa Dengan Cinta versi layar lebar berhasil mendulang sukses dan merebut perhatian pasar, rumah-rumah produksi berlomba-lomba membuat sinetron bertema remaja dan permasalahannya. Stasiun-stasiun televisipun bersaing untuk menayangkan sinetron remaja pada jam-jam utama.
Dunia remaja memang menarik untuk diceritakan. Mulai dari masalah persahabatan, cinta, pencarian jati diri, semuanya menarik untuk diangkat sebagai tema dalam sebuah sinetron. Namun sayangnya, rumah produksi dan stasiun TV terkesan hanya memanfaatkan kesempatan untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya, tanpa memperhatikan kualitas dari ide cerita. Terlihat dari sinetron-sinetron remaja yang ada saat ini. Bisa dibilang ide dan tema cerita semuanya sama, berkisah seputar persaingan antar remaja baik dalam masalah cinta maupun popularitas, konflik antar personal maupun antar kelompok (geng), saling menjatuhkan, iri dan dengki, hingga rela melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Herannya lagi, selalu saja ada adegan kekerasan yang kadang sampai di luar batas perikemanusiaan. Dari sekedar menghina, mencelakai bahkan sampai usaha pembunuhan. Tidak realistis sekali, terlalu dibuat-buat. Misalnya saja hanya karena merasa iri dan cemburu, seorang siswi berani menyiram siswi lainnya dengan air keras. Saya jadi dibuat bertanya-tanya dalam hati, apakah remaja-remaja saat ini sudah sekejam itu ?, dan apakah dalam kehidupan sehari-hari ada kejadian yang seperti itu ?. Saya rasa tidak. Sejahat-jahatnya seorang siswi, dia akan berpikir beribu kali untuk melakukan hal tersebut.
Dalam kebanyakan sinetron, sekolah digambarkan dengan siswa-siswi yang begitu glamour, dengan pakaian seragam yang minimalis, baju yang dikeluarkan, seolah-olah dalam sekolah itu tidak ada peraturan yang jelas. Ditambah lagi dengan siswa yang kurang menghormati guru, dan guru digambarkan sebagai sosok yang tidak punya "aji" dan wibawa dihadapan muridnya. Bahkan seringkali guru ditampilkan sebagai sosok tambahan yang lucu dan membuat geli. Sekolah seperti bukan lagi sebuah institusi pendidikan dan tempat mencari ilmu, namun ajang untuk saling bersaing, show power, dan bersenang-senang.
Saya masih percaya bahwa sekolah beserta perangkat-perangkatnya di Indonesia saat ini tidak seperti yang digambarkan dalam kebanyakan sinetron. Jika dalam kenyataan jarang sekali ditemukan kondisi seperti itu, lalu, ide/gagasan untuk memunculkan cerita itu datang darimana dan ditujukan untuk siapa ?. Apakah hal-hal semacam itu tepat untuk menjadi konsumsi remaja kita saat ini ? Entah apa sebenarnya pesan yang ingin disampaikan.
Yang dikhawatirkan adalah dengan adanya sinetron-sinetron yang ada saat ini, justru meberikan image buruk pada sekolah dan remaja serta mengajarkan hal-hal yang tidak baik bagi siswa-siswi sekolah dalam berperilaku dan berinteraksi dengan sesamanya. Mereka diajari untuk tidak menghargai perbedaan dan bertindak anarkhis. Dalam kondisi Indonesia saat ini, harusnya tayangan untuk remaja mengetengahkan tema-tema yang bersifat mendidik, mengajarkan untuk peduli dengan keadaan di sekitarnya dan saling menghargai. Selama ini kita menggembar-gemborkan slogan Bhinneka Tunggal ika, tapi remaja kita justru disodori tayangan yang mengajarkan saling tidak bersahabat dan saling menjatuhkan hanya karena berbeda pendapat ataupun kelompok (geng). Kita juga selalu menanamkan untuk tidak bertindak anarkhis, tapi setiap hari malah menonton kekerasan, saling mencelakai dan melukai bahkan kepada teman sendiri, hanya karena masalah kecil.. Mau jadi apa remaja kita nanti jika setiap hari mengkonsumsi hal-hal semacam itu ?
Dalam dunia bisnis dan industri, keuntungan memang tujuan utama. Tapi hendaknya production house dan stasiun TV lebih selektif lagi dalam memproduksi dan menayangkan sinetron remaja. Jangan hanya karena latah, sekedar mengikuti selera pasar dan ingin meraih keuntungan sebanyak-banyaknya, hingga sampai melupakan kualitas serta isi/pesan dari cerita sebuah sinetron. Karena moral anak bangsa menjadi taruhannya.
posted by Nda^_^ at 12:21 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Opick - Cahaya Hati.mp3

get more free mp3 & video codes at www.musik-live.net