Pelabuhan Hati

Friday, April 11, 2008

Petualangan Putri Kecil

Aku sering mendengar kisah petualangan ”Pangeran Kecil”* dalam menjelajahi planet-planet. Aku benar-benar terpukau dengan kisah itu. Dan kini, aku ingin mengikuti jejak Sang Pangeran Kecil, berpetualang dari satu planet ke planet lain. Bedanya, kepergianku bukan karena aku marah pada sebatang bunga mawar, tapi karena aku ingin bertemu dengan banyak orang dan belajar banyak hal dari mereka.
Berbekal tekad, kumulai perjalananku.
Planet pertama yang kusinggahi adalah sebuah planet kecil yang besarnya hampir sama dengan planet asalku. Disana aku bertemu dengan beberapa orang dewasa. Anehnya, mereka semua begitu pendiam. Kulihat tak ada satupun dari mereka yang bercakap-cakap. Pantas saja planet ini begitu sunyi. Saat aku bertanyapun, tak ada yang menjawab. Mereka hanya melihatku sekilas kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali.
Aneh ..., pikirku. Kenapa mereka tidak saling bercerita ? Bukankah setiap orang butuh bercerita ?
Aku suka bercerita. Akupun suka mendengarkan cerita. Kurasa orang lainpun akan suka bercerita. Terlebih jika menceritakan diri sendiri. Orang dewasa di planetku suka bercerita, anak kecil sebayaku juga suka bercerita. Lalu, kenapa penduduk planet ini tidak suka bercerita ?
Atau, mereka bercerita dengan bahasa dan cara mereka sendiri yang tak kumengerti ?
Bisa jadi. Mungkin mereka menggunakan bahasa hati, bahasa isyarat atau semacam telepati.
Ya ..., mungkin memang seperti itu. Jadi aku tak perlu merasa aneh.
Lama-lama, aku merasa kesepian.
Tak ada yang bisa kuajak bercerita atau kudengar ceritanya.
Tapi tiba-tiba aku melihat seorang anak laki-laki kecil tengah duduk termenung di sebuah atap rumah..
Anak kecil !!! Mungkin aku bisa bertanya padanya.
Biasanya anak kecil lebih punya banyak waktu untuk menjawab pertanyaan dan lebih jujur dibanding orang dewasa.
Segera kuhampiri anak kecil itu.
”Selamat pagi”, sapaku.
”Selamat pagi”, jawabnya sedikit acuh.
”Kau pasti suka mendengarkan cerita”, tebakku.
”Kenapa kau bisa bicara begitu ?” tanyanya heran.
”Karena kau mau menjawab sapaanku.”, kataku polos.
”Jadi, kau suka bercerita dan mendengarkan cerita bukan ?” kataku mengulang tanya.
”Dulu iya. Tapi orang-orang dewasa itu selalu menyuruhku untuk diam dan tidak banyak bercerita atau bertanya. Setiap kali aku bercerita, mereka mengabaikanku dan tak mau tahu dengan ceritaku. Akhirnya aku mulai tidak suka bercerita”.
”Mengapa orang-orang dewasa itu melarangmu bercerita ? ”,Tanyaku tak mengerti.
”Entahlah. Aku tak mengerti dengan dunia orang-orang dewasa. Aku yakin mereka sebenarnya ingin bercerita. Tapi mereka menahan diri.Mungkin orang-orang dewasa yang lahir sebelum mereka juga telah mencegahnya, hingga akhirnya mereka menjadi enggan bercerita. Sama seperti aku. Mungkin lagi mereka menganggap bercerita dan mendengarkan cerita adalah kegiatan yang tidak penting, hanya membuang-buang waktu dan pekerjaan anak kecil. Orang dewasa paling tidak suka disebut anak kecil. Mungkin karena itu mereka tidak bercerita.”
”Oh ... menyedihkan sekali”.
Aku tak bisa membayangkan bagaimana rasanya hidup tanpa bisa bercerita.
”Aku suka bercerita”, lanjutku, ”Aku juga suka mendengarkan cerita. Jadi sekarang, kau bisa bercerita padaku. Kau boleh bercerita tentang apa saja. Aku takkan mencegahmu dan akan mendengarkanmu”
”Benarkah ?” tanyanya tak percaya. Matanya berbinar jenaka.
”Tentu saja. Aku masih punya banyak waktu sebelum aku melanjutkan perjalananku”.
Mulutnya terbuka tampak sangat senang. Untuk beberapa saat, ia tak mampu berkata-kata.
”Ayo, berceritalah. Mungkin kau bisa memulai dengan menceritakan tentang planet ini. Aku sangat ingin tahu”, kataku mencoba menawarkan pilihan.
Baiklah. Tentang planet ini. Kau naiklah ke atas. Pamandangan disini cukup indah”.
Diapun mulai bercerita, tentang planet ini, tentang petualangan-petualangannya bahkan sampai detil-detil kecil yang dilakukannya.
Satu pelajaran kupetik. Jika saat seseorang bercerita padamu tentang sesuatu yang menurutmu sepele, itu artinya hal yang sepele itu sangat berarti baginya hingga dinilainya layak untuk diceritakan. Karena itu, hargailah !
Teman kecilku begitu bersemangat bercerita. Nyata sekali ia begitu rindu untuk bercerita. Akupun senang akhirnya menemukan teman untuk bercerita.
Ia bercerita untuk beberapa lama, hingga akhirnya ia merasa lelah, tapi tampak senang.
”Maaf, aku terlalu banyak bercerita. Kau pasti bosan.” katanya menyesali diri.
”Tak apa, aku senang mendengar ceritamu”.
”Apakah kau akan segera pergi ?” tanyanya.
”Aku menyesal mengatakannya, tapi aku harus melanjutkan perjalananku. Masih banyak yang harus kupelajari.”
”Aku mengerti”.
”Oh ya, mungkin sesekali kau harus mengajak orang-orang dewasa itu bercerita. Ajari mereka bercerita. Kurasa orang dewasapun butuh bercerita.”
”Akan kucoba. Terima kasih telah mendengarkan ceritaku”.
”Sama-sama. Senang bisa mengenalmu Teman Kecil. Selamat Tinggal ”
”Selamat Jalan”



* Buku cerita kanak-kanak yang isinya cukup 'berat' karya Antoine de Saint Exupéry
posted by Nda^_^ at 4:43 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Opick - Cahaya Hati.mp3

get more free mp3 & video codes at www.musik-live.net