Pelabuhan Hati
Monday, March 28, 2005
Rasa Nyaman
Menurut analisa seorang saudara, hal itu bisa karena, kita telah merasa nyaman di rumah dan tidak merasakan kenyamanan di tempat yang lain.
Rasanya tepat sekali. Sebenarnya aku tahu kenapa homesick itu tiba-tiba datang. Yah, karena ketidaknyamanan itu tadi.
Memang sulit rasanya ketika kita diharuskan bertahan di tempat yang tidak membuat kita merasa nyaman. Pengennya segera cepat-cepat meninggalkan tempat itu. Sempet juga sih terpikir seperti itu. Tapi, apakah itu sebuah penyelesaian ? Apakah itu bukan suatu sikap lari dari masalah ? Setiap kali bertemu hal yang membuat tidak nyaman kita menghindar dan terus menghindar. Lalu sampai kapan kita akan berlari. Lagian belum tentu di tempat yang baru nanti, kita akan merasakan kenyamanan seperti yang kita harapkan. Bisa jadi keadaannya malah lebih buruk dari sebelumnya. Jika seperti itu terus, maka kita tak akan pernah dewasa. Karena setiap masalah yang kita hadapi dalam hidup ini, akan semakin mendewasakan kita.
"Pada dasarnya manusia enggan beranjak dari kenyamanan, padahal bumi selalu berputar dan keadaan selalu berubah", begitu pendapat dari seorang saudara.
Benar juga, tidak ada yang tidak menginginkan kenyamanan, namun bukan berarti kita harus lari saat mengalami ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan adalah suatu keniscayaan, setiap kita pasti akan mengalaminya, jadi tidak perlu ditakuti, yang harus kita lakukan adalah menghadapinya, mencoba bertahan dalam ketidaknyamanan itu. Yakinlah bahwa itu tidak kan abadi, suatu saat pasti kan datang sebuah kenyamanan yang kan kita rasakan.
Hidup memang perlu keberanian. Keberanian untuk menghadapi kenyataan, keberanian untuk menyelesaikan masalah, juga keberanian untuk merasakan ketidaknyamanan yang kadang membuat dunia serasa menjadi sempit. Bagaimanapun juga kita harus bertahan.
Karena sesudah kesulitan pasti ada kemudahan
Ya ... sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan
1 Comments:
Terkadang kenyataan tak seseram yang kita bayangkan. Bayangan-bayangan buruk dalam pikiran kita saja yang membuat kita berhenti dan merasa takut tuk meneruskan langkah. Alhamdulillah, ketidaknyamanan itu seiring waktu telah terkikis, dan perlahan beralih menuju sebuah kenyamanan yang lebih dari sebelumnya. Seperti pelangi yang muncul setelah badai menyapa.
Post a Comment
<< Home