Pelabuhan Hati
Saturday, January 26, 2008
Kicau yang meresahkan
Angin yang berhembus lalu, membuat asap membumbung tinggi ke awang-awang, menambah keruh suasana.
Ah ..., siapa yang tlah menyulut api ???!!!
Tanyaku geram, setengah berteriak.
Sejurus kemudian aku tertunduk, tersadar akan satu hal.
Mungkinkah tanpa sadar, aku yang tlah menyulutnya ?
Wallahu a'lam.
Namun bagiku, asap itu perlambang tadzkirah
Akan khilaf yang mungkin tlah dilaku
Akan matahari yang tlah sepenggalah naik
Akan ittiba' yang harus segera dijalankan.
Menepikan keindahan sunyi
Dan menghadirkan keelokan tetes-tetes air yang dibias putih cahaya
dalam tujuh warna pelangi yang memukau
Sebuah keinsyafan yang ...
Entahlah...
Asap itu ..., kepulannya semakin laju terbawa angin.
Entah sejauh mana.
Aku tak lagi peduli
Meski itu ..., tentang aku.
Semoga biru, kembali menyapa langitku.
Allahumma inni a'udzubika min 'adzaabi jahannam
Wa min 'adzaabil qabri
Wa min fitnatil mahya wal mamaati
Wa min syarri fitnatil masihiddajjal.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home