Pelabuhan Hati

Sunday, September 02, 2007

Rumah Cahaya

Rumah cahaya, begitu kami menyebutnya. Rumah tempat kami belajar, berkembang, beraktivitas dan berproses untuk menjadi lebih baik. Rumah tempat berteduh ketika mentari begitu menyengat dengan sinarnya, dan ketika hujan begitu lebat mencurahkan airnya. Rumah tempat kami 'pulang' setelah seharian bertebaran di muka bumi. Rumah tempat kami menyandarkan letih yang kami rasakan. Diantara padatnya jadwal kuliah, praktikum, skripsi, syuro, liqo’, da’wah, aksi dan berbagai aktivitas lainnya.
Rumah ini tlah menjadi saksi sejarah kami, generasi awal rumah cahaya.
Bagaimana kami harus berjaga di tengah letih yang mendera, melafadz ayat-demi ayat Al Qur’an diantara kantuk yang meraja.
Dimana kami harus bersabar dalam keterbatasan, saat satu persatu musyrifah menempuhi takdirnya masing-masing.
Bagaimana kami belajar berkiprah di masyarakat , membersamai ummat diantara puing-puing reruntuhan gempa, diantara riuh bacaan Alif Ba’ Ta anak-anak TPA.
Ia menjadi saksi bagaimana kami berjuang mengalahkan nafsu dan kebandelan, saat ketukan pintu membangunkan kami di pagi buta sebuah ajakan untuk bersama menghadap Rabb Semesta, atau saat dentum suara bel terdengar begitu lantang mengabarkan bahwa Al Ustadz tlah menunggu dan kelas akan segera dimulai. Suara bel itu, adakalanya terasa begitu mengintimidasi. Namun suatu saat, kami mungkin akan merindukannya.
Rumah ini tlah mempersatukan kami dalam keanekaragaman, bartahan dalam berbagai keadaan, bersama berurai airmata dan berbagi kebahagiaan.
Ada yang kan datang dan ada yang tlah pergi. Selaksa peristiwa silih berganti. Namun rumah ini tetaplah rumah cahaya, rumah tempat kami mengisi kantong-kantong kami dengan cahaya, kemudian menebarkannya di seluruh penjuru persada.
Kini, dua putaran matahari tlah kami lewati. Tiba saatnya bagi kami tuk melangkah. Berbekal cahaya di kantong-kantong kami, menjadi suluh di bumi tempat kaki kami berpijak.
Di ruang sidang kota Kalimantan, di perbankan syariah cabang Wonogiri dan Temanggung, di kedalaman rimba belantara Jakarta dan Kebumen, di pertambangan lepas pantai Nanggroe Aceh Darussalam, di pelataran candi di Temanggung dan Bengkulu, di kedutaan besar Arab Saudi cabang Kalimantan, kedutaan besar Prancis cabang Cepu, dan kedutaan besar Jepang cabang Palembang dan Kalimantan, di Lembaga Penelitian Biologi cabang Bekasi dan Tangerang, diantara bongkah-bongkah batuan bumi cilacap, di bangsal-bangsal rumah sakit Magelang, Bantul, Malang, Lampung dan Cilacap, Di laboratorium Kimia Depok, di tambak-tambak ikan Kepulauan Seribu, Depok dan Magelang, di Rumah Sakit Gigi dan Mulut cabang Palembang, di kandang-kandang ternak kota Magelang dan Magetan, di taman-taman kota Solo, di komunitas IT Palembang, di apotek-apotek kota Semarang, Purworejo, Jakarta dan Palembang, di kursi parlemen DPRD Ngawi dan Jakarta, di Balai Pusat Statistik Gunungkidul, di perusahaan industri Palembang, di instansi-instansi pendidikan, kota Salatiga, Kebumen, Bengkulu, Bogor, dan Cilacap.
Rumah ini dan segala kejadian yang ada di dalamnya, takkan pernah dapat kami lupakan. Rumah cahaya yang penuh dengan kenangan.
Rumah yang tlah mengajarkan kami tuk tetap tegar hingga di puncak harapan.
Puncak pengharapan dan cita tertinggi kami
Allahu Ghoyatuna
Ar Rasul Qudwatuna
Al Qur'an dusturuna
Al Jihad sabiluna
Al Mautu Fii Sabilillah
Asma Amanina

Menjadilah cahaya dimanapun berada. Cahaya kebaikan yang menebar terang bagi sekitar. Cahaya kehidupan yang memberi arti bagi hidup dan kehidupan.

ASMA AMANINA
Tegar Hingga di puncak Harapan
Rumah Cahaya kami
Rumah tempat kami berproses untuk menjadi cahaya.
posted by Nda^_^ at 12:19 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Opick - Cahaya Hati.mp3

get more free mp3 & video codes at www.musik-live.net