Pelabuhan Hati

Tuesday, April 03, 2007

Sebuah Kepercayaan

"Bagaimana, siap ?" Aku membuka tanya
"Yah, siap atau tidak siap, bagi saya itu berbanding lurus dengan dukungan dari semua pihak". Hmmm, jawaban yang diplomatis. Sepertinya, dia memang sudah menebak apa yang akan saya tanyakan malam itu, sehingga jawaban yang terlontar sudah sebegitu rapi.
"Tentang segala konsekuensi yang nantinya akan dihadapi ?".
"Saya sudah mempertimbangkannya. Mbak tahu bagaimana hidup saya. Dengan bekal itu, saya siap menghadapi semuanya".
Mantap. Sepertinya, tekadnya memang sudah bulat.
"Rencana ke depan ?"
"Tanggal sekian seperti ini, selanjutnya begini, setelah itu begitu dst dst"
Hmmm, aku mengangguk-angguk mendengar penuturannya.
Yah, dia memang tlah dewasa kini. Ada haru yang menyusup jika mengenang perjalanan hidupnya selama ini.
Tiga belas tahun lalu, dia masih seorang kanak-kanak berseragam merah putih yang tingginya hanya sebahuku. Kanak-kanak dengan segala tingkah polahnya yang bikin sebel. Ngeyel, mbandel, dan nggak mau kalah. Luapan marahpun seringkali terdengar. Dasar kanak-kanak, bukannya takut, malah balas melontarkan ejekan yang semakin menyulut kesal.
Itu dulu, dulu sekali. Tapi serasa baru kemarin.
Kini, ia yang kini duduk dihadapku, adalah sesosok remaja tinggi tegap, hingga aku harus sedikit mendongak jika berbicara dengannya, yang dari wajahnya tergambar kerasnya pendirian dan teguhnya sikap.
Hiduplah yang telah menempanya. Rasanya tidak pada tempatnya jika aku menuturinya tentang hidup. Karena kusadari, dia lebih paham bagaimana harus menghadapinya, dan memang bukan dengan tujuan itu aku mengundangnya malam itu. Tapi lebih kepada tanggung jawab sebagai seorang kakak kepada adiknya.
Quu anfusakum wa ahlikum Naaran.
"Baiklah. Kau selayaknya adikku yang ku tak ingin melihatnya salah arah. Aku percaya kau tlah dewasa. Seorang dewasa yang mendasarkan putusannya melaui pertimbangan yang masak dengan memperhatikan berbagai konsekuensi yang harus ditanggung. Kami percaya padamu, jadi tolong, jaga kepercayaan kami".
Ya ... kepercayaan. Itulah hal yang selama ini coba dibangun ketika harus melepas mereka menjalani hidupnya masing-masing. Kadang berat mempertahankan kepercayaan, ketika kekhawatiran mulai menguasai diri. Khawatir dengan lingkungan yang buruk, khawatir akan salah pergaulan, khawatir tentang keselamatan... dan berbagai kekhawatiran yang lain. Saat-saat tertentu kekhawatiran itu berubah ke dalam wujud baru yang bernama possessif .
Namun kepercayaan selalu berusaha menepis semua dan mengikis benih posessif yang muncul.
Sebuah keyakinan bahwa mereka masih mempunyai filter yang cukup kuat untuk dapat menyaring semua input yang memasuki ruang kehidupan mereka.
Ya ... Aku percaya pada kalian !
Dan pada akhirnya, hanya kepada Allahlah seluruh harap tercurah. Moga Ia kan selalu menjaga mereka dimanapun berada.



: adik&sepupu2q
Nung, Aji,Yun, Riz
Moga Allah selalu menjagamu, membimbing langkahmu dan mengiringimu dalam setiap nafas yang kau hela. Amin.
With Luv
posted by Nda^_^ at 2:21 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Opick - Cahaya Hati.mp3

get more free mp3 & video codes at www.musik-live.net