Pelabuhan Hati

Friday, March 02, 2007

Going to the Beach.

Setelah sekian lama tak berkunjung ke laut, akhirnya tibalah kesempatan itu. Tema kegiatan ini adalah Road to The Beach Trough The Mountain, disingkat RTTBTTM (mekso banget !!!) ^_^.
Perjalanan dimulai pagi hari, menyusuri jalan yang sudah begitu akrab dilewati. Ini adalah kali pertama ke pantai naik motor. Dengan medan yang cukup sulit dan tak terduga. Jalan yang berliku-liku dan tajam, tanjakan dan turunan curam saling susul menyusul, terkadang terjadi kolaborasi antar keduanya yang membuat pengendara harus berkonsentrasi penuh. Alhamdulillah semua bisa teratasi, meski beberapa kali hampir tidak kuat naik tanjakan.

Sekali dua kali, berpapasan dengan penduduk setempat. Ada kekaguman yang muncul pada sosok-sosok mereka. Karena jika bukan orang yang punya kemauan kuat, optimisme tinggi, pekerja keras, ulet, dan tangguh, akan sulit sekali untuk bisa bertahan di daerah yang ’tersembunyi’ dan sedikit ’jauh dari peradaban’ ini. Sempat terpikir, jika takdir menghantarkanku untuk menetap di daerah ini, bisakah aku bertahan
?(tanda tanya besar).
Sepanjang perjalanan, tak henti lisan ini berucap tasbih.
Subhanallah, indah nian ciptaanMu ya Rabb. Ada tebing tinggi, dengan gemericik sungai didasarnya. Ada hutan yang begitu rimbun. Ada hamparan sawah dengan teras siringnya, sehingga dari jauh nampak membentuk pola-pola tertentu yang begitu cantik. Ada bukit karang yang berdiri kokoh di tengah ladang. Pada dindingnya terbentuk ukiran-ukiran unik, kreasi alam yang terlihat begitu eksotik. Salah satu bukti yang menguatkan, bahwa dahulunya, daerah ini adalah dasar laut, yang kemudian terangkat hingga jadilah seperti sekarang ini.
Subhanallah …, dibalik ketandusan dan kekeringan yang selalu terbayang setiap kali nama daerah ini disebut, Allah telah mengkaruniakan pemandangan alam yang luar biasa indah. Tak jemu aku mengagumi indahnya alam ciptaanNya. Semoga saja, masyarakat di daerah ini bisa arif dalam mengelola anugrahNya yang tak ternilai ini.

Sesaat kemudian, laut tlah terlihat dihadapan. Ombak bergulung-gulung seakan mengajak bermain. Tak sabar rasanya ingin berlarian bersama ombak, atau sekedar berteriak lepas meluapkan emosi yang tertahan.

Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya hamparan laut dan luasnya langit yang menyatu di batas cakrawala. Semuanya menginsyafkan diri, betapa kecilnya sesosok raga ini diantara Maha KaryaNya yang sempurna luar biasa. Lalu, masih pantaskah diri ini menyimpan angkuh meski hanya setitik debu ?

Deru ombak menyuarakan gemuruh yang menggetarkan jiwa. Sekali terdengar, gelegar petir di tengah siang tiada mendung. Menjadi soundtrack bagi potongan-potongan sketsa hari akhir yang begitu terang tergambar dalam sayup lantunan Al Haqqah yang terdengar. Terbayang, alangkah bahagianya kala menerima kitab dari sebelah kanan. Terasa pula betapa kecewa dan hancurnya hati dan jiwa kita, kala ternyata kitab itu datang dari arah kiri ataupun dari belakang kita.

Allahu Robbiy ..., gambaran siksa itu begitu nyata. Betapa sakitnya kala raga ini diseret dan dilemparkan ke neraka Jahim. Bagaimanakah jasad yang ringkih ini mampu menahan, kala rantai sepanjang tujuh puluh hasta mulai membelenggu dengan belenggu yang meremukkan tulang hingga ke sumsumnya ?
Astaghfirullahal ’Adzim. Hanya rahmat Allahlah yang dapat menyelamatkan kita dari beratnya siksa di Yaumil Akhir nanti.

Akhirnya ... Gerimis turun mengiringi akhir perjalanan yang tak terlupakan ini. Selamanya, ia kan menjadi kenangan indah yang takkan tergantikan.



170207
Ngandong&Sundak beach in memory
Kita akan merindukan saat-saat ini, Kawan
Uhibbukum Fillah
posted by Nda^_^ at 10:29 AM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Opick - Cahaya Hati.mp3

get more free mp3 & video codes at www.musik-live.net