Pelabuhan Hati

Tuesday, January 09, 2007

Suara Alam

2007 hadir, disambut dengan kabut tebal yang menyelimuti si burung besi hingga hilang tanpa jejak. Diwarnai dengan ratap tangis saudara dan handai taulan atas karamnya Senopati.
Entah … akan berapa banyak lagi airmata yang tertumpah untuk negri dan para penghuninya.
“Alam kini tak lagi ramah”, kata mereka.
“Lumpur menyembul dimana-mana, longsor mengintai kapan saja, banjir menjadi langganan tiap tahunnya, gempa sesekali turut mengayun kita”.
“Lihatlah …, bukankah alam tlah menjadi ancaman bagi kita ?” mereka kembali bersuara.
“Benarkah ?” sahut alam.
“Pernahkah kau tanya lumpur, kenapa tiba-tiba ia muncul ke permukaan ? atau tanah, kenapa ia menjadi rapuh ? atau air kenapa ia meluap ?”
“Ah … rasanya tak perlu bertanya pada kami, tak perlu pula bertanya pada rumput yang bergoyang, karena kalian tak kan mengerti bahasa kami”’.
“Bertanyalah pada jiwa-jiwa kalian. Bukankah kalian adalah makhluk yang telah dibentuk dalam sebaik-baik captaan, yang telah dibekali akal untuk berpikir dan hati untuk merasa, yang kepada kalian telah ditundukkan segala apa yang ada pada kami, yang pada bahu kalian tersandang gelar khalifah pemakmur bumi ?”.
“Jangan salahkan kami, karena kami hanya sekedar menjalani serangkaian akibat dari sebab-sebab yang telah mengawali sebelumnya”.
"Airmata demi airmata tetap mengalir. Entah, kami tak tahu, untuk apa itu semua. Apakah untuk sebuah sesal, katakutan, amarah, dendam, kepedihan, keinsyafan atau sekedar mencari simpati. Yang kami tahu, air mata itu akan tetap terus mengalir. Bukan kami yang ‘kan menghentikannya, namun kalian sendirilah yang kan sanggup mengubah air mata menjadi sebentuk senyum yang merekah bahagia"
posted by Nda^_^ at 2:51 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Opick - Cahaya Hati.mp3

get more free mp3 & video codes at www.musik-live.net